Tips Mendidik Anak Agar Tidak Manja - Akhir - akhir ini saya sering sekali melihat anak dibawah umur yang sudah menggunakan gadget ini itu untuk keperluan yang saya kira tidak terlalu penting. Inini, salah satu efek negatif dari perkembangan teknologi yang mulai meracuni anak - anak. Anak - anak menjadi lebih manja, dan cenderung lebih malas. Betul gak? Bahkan banyak pelajar yang meminta untuk dibelikan motor atau mobil untuk alasan gengsi. Waini, tingkat ke-manja-an nya udah kelewatan. Jadi sekarang saya mau sekedar share aja tentang tips mendidik anak agar tidak manja, meskipun saya sendiri belum punya anak dan masi dibawah umur #eh. Tips untuk anak ini berdasarkan pengalaman saya sendiri, dan juga dari hasil pengamatan saya terhadap anak - anak / remaja lain yang ada di sekitar saya. Tapi saya gak menjamin tips ini akan 100% akurat untuk bisa bikin anak anda jadi lebih baik ya, semua tergantung dari anak itu sendiri, cara anda mendidik, bantuan dari yang maha kuasa, faktor amal dan factor face #eh. Waini banyak juga ternyata yang mempengaruhi ya. Hehehe :p
Yang pertama, mulailah didik anak segala hal yang baik sedari kecil. Menurut saya, anak akan mulai belajar bahkan ketika dia baru lahir, dan masa perkembangan (pembelajaran) anak yang paling cepat adalah ketika umur balita. Dan cara anak itu belajar bukan dari bangku sekolahan seperti anak SD / SMP / SMA, tapi dari lingkungan disekitarnya dengan cara meniru. Dan yang paling sering ditiru pasti orang tua nya donk, karena yang paling deket sama anak. Jangankan anak orang, anak hewan seperti kucing, burung dan lain sebagainya akan pintar kalau kita ajarkan sedari kecil. Ada yang pernah membuktikan? Saya sudah :). Maka dari itu kita ajarkan hal - hal yang baik, namun dengan cara yang lembut. Tapi kalo sedikit bandel ya perlu lah dimarahi dikit, tapi jangan terlalu kasar, nanti anak jadi dendam. Hindari mengajarkan anak untuk berbohong. Misalnya ada tukang kredit dateng kerumah, terus ibunya suruh anak bilang ke tukang kredit "Dek, bilang mamanya gak ada, lagi keluar" naini, salah satu contoh mendidik yang buruk. Lama kelamaan nanti anaknya juga pinter boong loh kalo diajarin begitu. Hayo ngaku siapa yang pernah begitu?
Yang kedua, hindari untuk terlalu memanjakan anak. Misalnya si anak minta mainan, eits, jangan langsung dibelikan. Meskipun kita punya uang yang cukup untuk beli mainan itu, sebaiknya kita tanyakan dulu ke si anak, tapi dengan cara halus. "Nanti kalo dibelikan, mainannya buat apa?" "buat maenan lah mah, masa buat telor ceplok!" "Iya tau buat maenan, tapi maennya maen apa?". Tanyakan terus seperti itu hingga dia memberi jawaban yang cukup memuaskan anda. Meskipun menurut kita itu adalah pertanyaan bodoh, tapi percaya ato ngga itu akan memaksa anak untuk berpikir dengan logika dan menggunakan imajinasinya, sehingga sedikit membantu kemampuannya untuk mengasah logika, dan sedikit mampu menilai barang / mainan tersebut akan berguna atau tidak.
Yang ketiga sebenernya masih hampir mirip sama yang kedua, hindari untuk terlalu memanjakan anak. Hindari untuk membelikan anak sebuah mainan tanpa alasan yang jelas. Kita harus menerapkan sistem reward, jadi kita memberi hadiah (mainan) kepada anak karena kecerdasan atau prestasinya. Misalnya si anak minta mobil remote control, berikan syarat kepadanya sebelum kita memberikan mainan itu. Misalnya "nanti papah beliin, asal adek bantuin mamah masak ya. Kalo udah bisa bantu mamah, baru nanti papah beliin". Meskipun saya tidak menjamin ini akan mujarab karena ini bukan obat atau ramuan tradisional dari klinik **sensor**, tapi menurut saya ini akan sedikit membantu untuk membentuk kepribadian anak menjadi lebih giat dalam arti tidak terlalu manja.
Yang keempat, masih hampir sama dengan tips yang kedua, yaitu hindari untuk terlalu memanjakan anak. Kalo kita udah memberikan mainan yang anak inginkan, jangan lupa untuk tetap "mengontrol" anak agar dia tidak terlalu asik dengan mainannya. Misalnya, anda telah membuat perjanjian dengan anak seperti pada tips ketiga, tapi setelah dibelikan, anak malah asik main sendiri dan tidak mau membantu mamahnya. Nah disinilah kita harus kontrol. "Adek kok main terus? Janjinya sama papah apa hayo? Harus bantu mamah kan. Ayo disimpen dulu maenannya, nanti maen lagi abis bantu mamah". Namun jika anak merengek dan menolak, kita beri sedikit ancaman "nanti kalo gamau bantu mamah, mainannya papah jual lagi loh". Ini berguna untuk mendidik kedisiplinan anak. Tapi inget, jangan terlalu keras. Tapi kalopun anak nangis juga ga apa apa, itu biar jadi pelajaran. Kalo nangis jangan dipaksakan untuk langsung melaksanakan perintah anda, biarkan dulu dia menangis hingga menenangkan diri. Ini juga berguna untuk bisa mengontrol emosi anak. Ketika sudah berhenti mengangis, dekati anak dan mulai berkomunikasi dengan tujuan menasehati secara halus. Interaksi dan komunikasi dengan anak juga sangatlah penting. Ini akan membantu mendewasakan sikap anak karena mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. "Adek, lain kali jangan gitu lagi ya."
Yang kelima, ajak anak untuk bikin kue. Loh kenapa kue? Anak pasti doyan nyemil donk, saya juga doyan #eh. Yang namanya kue pasti akan dianggap enak, nah disinilah kita mendidik anak untuk menghindarkan dia dari "memberikan yang enaknya aja". Dalam arti, dari sebuah kue yang enak, ada sebuah proses panjang yang sedikit melelahkan, naini yang kita ajarkan kepada anak, yaitu proses sebelum dapet enaknya (kue). Biar si anak paham ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang enak gak gampang, harus ada prosesnya, ini akan sedikit membantu untuk perkembangan logikanya dan sedikit menghindarkan anak dari "manja". Selain itu, proses ini juga mengasah kreatifitas si anak dan mengajarkannya untuk lebih mandiri.
Oia, ajarkan juga anak untuk berbagi sesama. Ini agar si anak nantinya tidak sombong, dan biasanya orang sombong itu manja. Jangan lupa untuk mengimbanginya dengan kasih sayang tentunya. Hindarkan anak dari lingkungan buruk, dari orang yang punya sifat buruk, karena seperti yang saya bilang diatas, anak belajar dari apa yang ada di sekitar lingkungannya. Namun hindari pula sikap over protective, karena akan membuat anak stres, yang ada nanti semua tips diatas gak akan ada gunanya. Sesekali boleh protective, tapi berikan juga dia kepercayaan, jangan lupa untuk memberinya nasehat.
Cukup mudah kan pemirsa? Semoga bermanfaat :)
Sumber gambar : d558 blog
Sumber gambar : d558 blog
No comments:
Post a Comment