Friday, December 9, 2016

terbuat dari apa alat musik sasando

terbuat dari apa sih alat musik sasando?

Sasando merupakan alat musik tradisional khas pulau Rote, Nusa tenggara Timur. Di pulau Rote, istilah Sasando sering disebut sasandu yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik.
Konon, Sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Sekilas bentuk sasando mirip alat musik petik lainnya, seperti gitar, biola, dan kecapi. Namun, uniknya Sasando memiliki bunyi merdu khas yang berbeda.
Sasando terbuat dari daun lontar dan bambu. Sedangkan dawainya terbuat dari kawat halus seperti senar string. Sasando adalah alat musik tradisional yang perlu dirawat rutin, teman-teman. Setiap lima tahun sekali daun lontar harus diganti, karena daun ini mudah berjamur.

Sasando merupakan alat musik yang berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur yang dimainkan dengan cara dipetik. 


Sasando kerap digunakan sebagai musik pengiring atau penghibur pada upacara adat maupun sebagai hobi pribadi. Mungkin masih banyak penduduk Indonesia yang kurang mengenal alat musik yang satu ini. Namun ternyata alat musik sasando ini sangat digemari oleh kalangan penikmat musik tradisional yang berasala dari Australian dan beberapa negara Eropa. 

Cara memainkan Sasando
Cara memainkan alat musik sasando hamper mirip dengan kecapi. Tangan kiri berfungsi untuk memetik melodi dan bas, sedangkan tangan kanan digunakan untuk memainkan akor(gabungan beberapa nada tunggal). Perpaduan melodi, bas dan akor yang dapat dimainkan secara bergantian ataupun bersamaan menjadi salah sat ciri khas dari bunyi yang dihasilkan oleh sasando.
Jenis-jeis Sasando
1. Sasando gong
Sasando gong lebih dikenal di Pulau Rote, memiliki nada pentatonik, biasanya dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dengan syair khas Pulau Rote. Sasando jenis ini berdawai 7 buah atau 7 nada kemudian kini berkembang menjadi 11 dawai.
2. Sasando biola
Sasando jenis biola merupakan sasando yang telah berkembang dengan nada diatonis. Bentuk sasando biola sekilas mirip sasando gong namun diameter bambunya lebih besar. Sasando jenis ini diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-18. Disebut sasando biola karena menyerupai nada biola dengan 30 nada kemudian berkembang menjadi 32 dan 36 dawai.
3. Sasando Elektrik
Sasando elektrik umumnya memiliki 30 dawai dan merupakan pengembangan dari sasando biola yang diberi sentuhan teknologi. Sasando jenis ini diciptakan oleh Arnoldus Eden yang telah almarhum, ia merupakan seorang musisi sasando dan telah mendapat piagam penghargaan oleh Gubernur NTT tahun 2008.
Berikut adalah penjelasan tentang alat musik Sasando dan asal usul serta sejarahnya. Semoga artikel kami dapat bermanfaat

No comments:

Post a Comment